Managing Your Cash

Kenyataan yang menyedihkan bagi sebuah perusahaan adalah 90% penyebab kegagalan mereka adalah karena tidak mampu mengelola cashflow perusahaan (menurut riset Dun & Bradstreet).

Sedangkan, 70% perusahaan yang sebenarnya profitable, namun pada akhirnya gagal juga disebabkan oleh hal yang sama. 

So, what should we do?

Prinsip utama dan terutama adalah “Cash is King”. Prinsip ini mendasari beberapa tips “Good cash-flow management” saya berikut ini :

  1. Cadangkan cash money perusahaan anda sebesar 6x dari operational cost anda, artinya adalah apabila terjadi kehilangan revenue atau penjualan, perusahaan dapat tetap berjalan selama 6 bulan untuk bekerja mencari jalan keluar dan bangkit kembali.
  1. Kontrol semua pengeluaran perusahaan. Menjaga setiap sen pengeluaran sama pentingnya dengan mengejar sales. Kuncinya adalah kedisiplinan kita sebagai pemilik untuk tidak mengeluarkan uang untuk hal-hal yang tidak produktif atau tidak memberikan penghasilan kepada perusahaan.
  1. Kontrol piutang dan hutang perusahaan. Kemampuan negosiasi menjadi hal yang tidak bisa di pinggirkan dalam mengelola usaha, dimana kemampuan negosiasi pada pihak ketiga untuk bisa mendapatkan waktu piutang sependek-pendeknya dan waktu untuk pembayaran hutang sepanjang-panjangnya. Intinya adalah jangan sampai jatuh tempo pembayaran hutang perusahaan (misalnya kepada supplier) jauh lebih cepat daripada perusahaan menerima hasil penjualan.
  1. Rekrut pekerja internship atau part time. Mengapa ini bisa membantu? Karena dengan tidak menanggung beban fix cost gaji karyawan setiap bulan yang besar, dan menjadikannya pada pos variable cost, hal ini meringankan beban bulanan dari perusahaan saat baru mulai merintis.
  1. Kolaborasi dan sistem barter. Usahakan untuk bisa berkolaborasi seluas-luasnya dengan teman atau pemilik usaha lainnya yang bisa saling menguntungkan. Ataupun dengan pola barter produk atau jasa kita.

 

Sekali lagi, kedisiplinan kita sebagai pemilik perusahaan adalah kunci dalam mengatur keuangan. Disiplinkan diri kita untuk secara rutin setiap minggu memperhatikan posisi cash perusahaan terhadap beban-beban pengeluaran perusahaan yang akan muncul.

Sekali lagi selalu ingat, “Cash is King”.