
“At the beginning of 2001, I had been assigned of vice president of international marketing. My first move was to cut our ad budget to zero and would rely solely on word of mouth and public relations to take advantage of free media coverage.” – Porter Eriesman.
Bayangkan, suatu kondisi dimana perusahaan anda atau tempat anda bekerja mengalami situasi keuangan yang begitu sulit, dan tidak memungkinkan memiliki budget beriklan, namun brand anda tetap harus terdengar.
Atau anda adalah founder sebuah startup yang berkeluh kesah “Saya tidak mempunyai uang untuk beriklan! Bagaimana bisa melawan perusahaan-perusahaan raksasa itu?”
So, adakah solusi saat strategi “zero budget marketing” itu harus terjadi pada perusahaan kita? Ada. Jawabannya adalah : Public Relations.
Saya menulis ini setelah saya membaca buku yang sangat mengispirasi untuk saya, berjudul Alibaba’s World. Sebuah buku yang ditulis oleh Porter Eriesman, former vice president Alibaba, dan Ogilvy.
Seperti juga quote dari Bill Gates yang telah terkenal : “If I was down to my last dollar, I would spend it on public relations”
Kedua case diatas seharusnya cukup untuk kita memahami hal besar apa yang bisa dilakukan oleh sebuah program Public relations yang baik. Namun sayangnya sering sekali diabaikan oleh sebuah perusahaan. Seakan-akan budget besar untuk aktifitas marketing adalah satu-satunya jalan komunikasi penarik perhatian dan juga senjata meningkatkan sales.
So, What is Public Relations all about?
Public relations (PR) is the way organisations, companies and individuals communicate with the public and media. A PR specialist communicates with the target audience directly or indirectly through media with an aim to create and maintain a positive image and create a strong relationship with the audience.
Saya menyukai definisi PR dari sebuah organisasi PR berbasis di Inggris ini, dimana ada 3 pihak (companies & individuals, public, media) , 1 kata kerja (communicate), dan 1 tujuan (a positive image).
Inilah prinsip dasar PR yang seharusnya dilakukan oleh setiap perusahaan maupun individu kepada publik dan media, sehingga menghasilkan suatu kesan positif.
Kembali kepada kekaguman saya kepada Porter Eriesman atas sepak terjangnya di Alibaba.
Tahukah anda bagaimana Jack Ma mampu membangun positif image justru saat dimana Alibaba berada dalam kondisi kritis?
Tahukah anda bagaimana Jack Ma meminta pendapat kepada Porter Erisman image dan gaya bahasa bagaimana yang diperlukan saat ia akan berbicara di suatu seminar yang dihadiri oleh Jeff Bezos?
Tahukah anda bagaimana cara Alibaba menarik media-media prominent dari Amerika Serikat untuk menjadikan Alibaba sebagai media darling mereka?
Atau terbayangkankah pada Anda bagaimana PR strategy Alibaba ternyata menjadi key factor mereka hingga dapat secara langsung berhadapan bahkan mengalahkan Ebay di China?
Semua hal tersebut diatas mampu dilakukan Jack dan Porter dengan PR strategy bagi individu yaitu Jack Ma sebagai spoke person dan Alibaba sebagai perusahaan. Setiap eksekusi dari PR strategy mereka selalu disiapkan dengan matang sehingga apapun yang disampaikan mereka menjadi daya tarik bagi media dan publik, terutama untuk mendapatkan positive image.
Porter, sebagai sosok yang malang melintang di dunia PR sebelumnya merupakan sosok penting dan nyaris tak tergantikan. Keterbukaannya kepada media, kemudahan media mengakses langsung dirinya, hubungan yang ia bangun dengan PR di perusahaan lain bahkan dengan kompetitor, semuanya adalah rahasia dari Alibaba dapat melesat seperti sekarang ini yang tak banyak diketahui.
Jack Ma dan Alibaba adalah bukti betapa powerfulnya Public Relations yang dibangun dengan baik untuk individu dan perusahaan.
Bagaimana dengan anda?
Bagaimana dengan perusahaan anda?
Bagaimana dengan tempat anda bekerja?